Laporan Praktikum Demografi Teknik Perhitungan Penduduk Geometrik, Eksponensial, Proyeksi Penduduk, Pencapaian Waktu Lipat Dua (Dua Kali Lipat)
LAPORAN PRAKTIKUM DEMOGRAFI TEKNIK
PENDUDUK GEOMETRIK
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami tentang penduduk geometrik
Mahasiswa dapat menghitung penduduk geometrik
II. ALAT DAN BAHAN
1. Laptop
2. Alat tulis
3. Kalkulator
4. Buku sumber
5. Data dasar : Sensus Penduduk 2000 dan Sensus Penduduk 2010 Kalimantan
Tengah
III. DASAR TEORI
Alih fungsi lahan dalam arti perubahan penggunaan lahan, pada dasarnya tidak dapat dihindarkan dalam pelaksanaan pembangunan [1]. Pertumbuhan penduduk yang pesat serta bertambahnya tuntutan kebutuhan masyarakat akan lahan, seringkali mengakibatkan benturan kepentingan atas penggunaan lahan serta terjadinya ketidaksesuaian antara penggunaan lahan dengan rencana peruntukannya.
Analisis penduduk telah diyakini merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan kota maupun daerah, dimana salah satu hal yang penting dalam analisis penduduk yaitu mengetahui perkiraan jumlah penduduk dimasa datang [2] Pemukiman adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rokhani serta keadaan sosialnya, baik untuk keluarga maupun individu. Pemukiman atau perumahan sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi sosial, pendidikan, tradisi atau kebiasaan, suku, geografi dan kondisi lokal.
Metode gometrik merupakan pertumbuhan penduduk yang tingkat pertumbuhan dapat berupa tingakat pertumbuhan tahunan, sementara, bulanan atau bahkan harian. tingkat pertumbuhan geometri berlaku Penduduk di suatu wilayah perlu diketahui. Pertama dengan mengetahui jumlahnya, maka setidaknya suatu wilayah akan mengetahui jumlah jiwa yang ada di wilayahnya. Kedua, dapat dipakai untuk memperkirakan jumlah kebutuhan yang diperlukan penduduk baik kebutuhan primer setiap hari maupun kebutuhan sekunder, tersier maupun kuarter. Ketiga, baik dari kuantitas dan kualitas penduduk, dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan.
Data jumlah penduduk merupakan data vital yang harus dimiliki oleh setiap wilayah. Tanpa data jumlah penduduk, maka suatu wilayah akan kesulitan untuk membuat perencanaan pembangunan. Di setiap daerah tidak sama jumlah penduduknya, karena memiliki keadaan fisik wilayah yang berbeda. Wilayah dengan keadaan fisik yang subur akan menjadi konsentrasi penduduk, sebaliknya apabila tidak subur maka daerah tersebut tidak menjadi pilihan bertempat tinggal (Bintarto,1977).
Model Pertumbuhan Geometrik Berbeda dengan model pertumbuhan aritmatik, jumlah penduduk pada model geometrik diasumsikan akan bertambah secara geometrik menggunakan dasar pertumbuhan bunga majemuk. Laju pertumbuhan penduduk (r) dianggap sama untuk setiap tahun. Adapun formula pertumbuhan penduduk pada tahun ke t untuk model ini adalah
Pt = P 0 (1+ R) t
IV. PERHITUNGAN
Pertumbuhan Penduduk Geometrik
Pt = P 0 (1+ R) t
Keterangan :
Pt = Jumlah Penduduk tahun t (2010)
P 0 = Jumlah penduduk tahun dasar (2000)
R = Rata – rata pertumbuhan penduduk pertahun
T = jangka waktu (2010 – 2000 = 10 tahun)
Diketahui :
Pt = Jumlah Penduduk Kalimantan Tengah tahun 2010 2.212.089
P 0 = Jumlah Penduduk Kalimantan Tengah tahun 2000 1.857.000
r = Rata – rata pertumbuhan penduduk pertahun
2.212.089 = 1.857.000 (1+r) 10
(1+r) 10 = 2.21289
1.857.000 = 1,19122
10 log (1+ r) = log 1,19122
10 log (1+r) = 0,075991976
log (1+r) = 0,07599
10
log (1+r) = 0,007599 (anti log)
(1+r) = 1,017651
(1+r) = 1,017651
(1+r) = 1,0176
r = 1,0176 – 1
r = 0,0176
= 0,0176 x 100
= 1.76 %
V. HASIL PRAKTIKUM
Hasil yang didapatkan dari praktikum perhitungan penduduk geometrik pada provinsi kalimantan tengah ialah tingkat pertumbuhan geometri penduduk kalimantan tengah selama tahun 2000 sampai 2010 sebesar 1,76%
VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULANAnalisis penduduk telah diyakini merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan kota maupun daerah, dimana salah satu hal yang penting dalam analisis penduduk yaitu mengetahui perkiraan jumlah penduduk dimasa datang. Data jumlah penduduk merupakan data vital yang harus dimiliki oleh setiap wilayah. Tanpa data jumlah penduduk, maka suatu wilayah akan kesulitan untuk membuat perencanaan pembangunan. Dengan menggunakan perhitungan Pertumbuhan Geometrik maka akan mengetahu jumlah pertumbuhan penduduk dalam bentuk persen. Di provinsi kalimantan tengah jumlah penduduk pada tahun 2000 sekitar 1.857.000 jiwa dan pada tahun 2010 sekitar 2.212.089 jiwa, dengan menggunakan pertungan pertumbuhan gemetrik diketahui jumlah pertumbuhan pertahun dari tahun 2000 sampai 2010 sebesar 1,76% per tahun
Kenaikan jumlah penduduk dari tahun 2000 sampai 2010 sekitar 1,76 % pertahun, pertambahan jumlah penduduk pada provinsi kalimantan tengah sebanyak 355.089 orang dalam 10 tahun
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, E. (2020). Analisis Perluasan Penutup Lahan Pada Kecamatan SunggalMenggunakan Metode Geometri. Query: Journal of Information Systems, 4(1).
Hardati, P. (2013, June). Pertumbuhan Penduduk dan Struktur Lapangan Pekerjaan di Jawa Tengah. In Forum Ilmu Sosial (Vol. 40, No. 2).
Satriani, D., Khasanah, L. U., & Rizki, N. A. (2019, May). PENERAPAN METODE GRID- SEARCH DALAM MENENTUKAN PARAMETER MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KOTA SAMARINDA. In Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Statistika (pp. 65-74).
LAPORAN PRAKTIKUM DEMOGRAFI TEKNIK
PENDUDUK EKSPONENSIAL
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami tentang penduduk Eksponesial
Mahasiswa dapat menghitung penduduk Eksponesial
II. ALAT DAN BAHAN
1. Laptop
2. Alat tulis
3. Kalkulator
4. Buku sumber
5. Data dasar : Sensus Penduduk 2000 dan Sensus Penduduk 2010 Kalimantan
Tengah
III. DASAR TEORI
Pertumbuhan penduduk suatu daerah merupakan hal penting karena dapat mempengaruhi kemajuan dan kemakmuran daerah tersebut. Tingkat pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi akan sangat beresiko menimbulkan berbagai masalah pada daerah tersebut, seperti tingkat pengangguran yang tinggi, kemiskinan, dan kelaparan. Namun disisi lain, dampak-dampak negatif di atas dapat dikurangi jika kita mampu mempersiapkan sarana yang cukup untuk menganstisipasi hal tersebut.
Penduduk di suatu wilayah perlu diketahui. Pertama dengan mengetahui jumlahnya, maka setidaknya suatu wilayah akan mengetahui jumlah jiwa yang ada di wilayahnya. Kedua, dapat dipakai untuk memperkirakan jumlah kebutuhan yang diperlukan penduduk baik kebutuhan primer setiap hari maupun kebutuhan sekunder, tersier maupun kuarter. Ketiga, baik dari kuantitas dan kualitas penduduk, dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan.
Data jumlah penduduk merupakan data vital yang harus dimiliki oleh setiap wilayah. Tanpa data jumlah penduduk, maka suatu wilayah akan kesulitan untuk membuat perencanaan pembangunan. Di setiap daerah tidak sama jumlah penduduknya, karena memiliki keadaan fisik wilayah yang berbeda. Wilayah dengan keadaan fisik yang subur akan menjadi konsentrasi penduduk, sebaliknya apabila tidak subur maka daerah tersebut tidak menjadi pilihan bertempat tinggal (Bintarto,1977).
Pemukiman adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rokhani serta keadaan sosialnya, baik untuk keluarga maupun individu.
Model Pertumbuhan Eksponensial Berbeda dengan model geometrik yang mengasumsikan bahwa pertambahan penduduk hanya terjadi pada satu saat selama kurun waktu tertentu, model pertumbuhan eksponensial mengggambarkan pertambahan penduduk yang terjadi secara sedikit-sedikit sepanjang tahun. Berikut adalah formula untuk menghitung jumlah penduduk menggunakan model eksponensial
Pt = p 0 . e rt
IV PERHITUNGAN
Pertumbuhan Penduduk Eksponensial
Pt = p 0 . e rt
Keterangan :
Pt = Jumlah Penduduk tahun t (2010)
P 0 = Jumlah penduduk tahun dasar (2000)
r = Rata – rata pertumbuhan penduduk pertahun
t = jangka waktu (2010 – 2000 = 10 tahun)
e = 2,718282
Diketahui :
Pt = Jumlah Penduduk Kalimantan Tengah tahun 2010 2.212.089
P 0 = Jumlah Penduduk Kalimantan Tengah tahun 2000 1.857.000
r = Rata – rata pertumbuhan penduduk pertahun
e = 2,71828
Pt = p 0 . e rt
2,212.089
1,857.000
= 2,71828 rt
log
2,212.089
1, 857 .000
= rt log 2,71828
log 1,19121 = rt log 2,71828
0,07598 = r.10 x 0,43429
r = 0,07598
43429
= 0.0175
= 0.0175 x100
r = 1.75 %
V HASIL PRAKTIKUM
Hasil yang didapatkan dari praktikum perhitungan penduduk eksponsial pada provinsi kalimantan tengah ialah tingkat pertumbuhan eksponsial penduduk kalimantan tengah selama tahun 2000 sampai 2010 sebesar 1,75%
VI. PEMBAHASAN
Perhitungan Pertumbuhan Eksponsial maka akan mengetahu jumlah pertumbuhan penduduk dalam bentuk persen. Di provinsi kalimantan tengah jumlah penduduk pada tahun 2000 sekitar 1.857.000 jiwa dan pada tahun 2010 sekitar 2.212.089 jiwa, dengan menggunakan pertungan pertumbuhan Eksponsial diketahui jumlah pertumbuhan pertahun dari tahun 2000 sampai 2010 sebesar 1,75 % pertahun
VII. KESIMPULAN
Kenaikan jumlah penduduk dari tahun 2000 sampai 2010 sekitar 1,75 % pertahun, pertambahan jumlah penduduk pada provinsi kalimantan tengah dalam 10 tahun
VIII DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, A., Holisin, I., & Kristanti, F. (2017). Aplikasi Persamaan Diferensial Biasa Model Eksponensial dan Logistik pada Pertumbuhan Penduduk Kota Surabaya. MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology, 2(1), 129-141.
Satriani, D., Khasanah, L. U., & Rizki, N. A. (2019, May). PENERAPAN METODE GRID-SEARCH DALAM MENENTUKAN PARAMETER MODEL PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KOTA SAMARINDA. In Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Statistika (pp. 65-74).
Hardati, P. (2013, June). Pertumbuhan Penduduk dan Struktur Lapangan Pekerjaan di Jawa Tengah. In Forum Ilmu Sosial (Vol. 40, No. 2).
LAPORAN PRAKTIKUM DEMOGRAFI TEKNIK
PROYEKSI PENDUDUK
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami tentang proyeksi penduduk
Mahasiswa dapat menghitung proyeksi penduduk
II. ALAT DAN BAHAN
1. Laptop
2. Alat tulis
3. Kalkulator
4. Buku sumber
5. Data dasar : Sensus Penduduk 2000 dan Sensus Penduduk 2010 Kalimantan
Tengah
III DASAR TEORI
Proyeksi penduduk, karena didasarkan atas berbagai asumsi, biasanya dilakukan dengan melihat berbagai kecenderungan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Karena itu biasanya dalam melakukan proyeksi dilakukan tiga macam skenario, yaitu: skenario optimistis, moderat, dan pesimis. Khusus dalam proyek penduduk maka skenario optimi dipakai untuk menggambarkan keyakinan kita yang sangat tinggi pada keberhasilan program penurunan jumlah penduduk
Hollingworth (1979), didalam Warpani (1980), menyebutkan analisa penduduk telah diyakini merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan kota maupun daerah, dimana salah satu hal yang penting dalam analisa penduduk yaitu mengetahui perkiraan (proyeksi) jumlah penduduk dimasa datang. Adanya proyeksi dimasa mendatang mempermudah dalam memprediksi kebutuhan perumahan dan permukiman dibeberapa tahun kedepan. Dengan mengetahui jumlah kebutuhan perumahan di masa mendatang, pemerintah bisa mengambil kebijakan atau perencanaan dalam menyediakan lahan untuk permukiman sehingga perkembanganpermukiman di masa mendatang tidak menyalahi peruntukannya dan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) tersebut.
Kepadatan penduduk seringkali menimbulkan permasalahan dalam penataan keruangan akibat besarnya tekanan penduduk terhadap lahan. Pada daerah-daerah yang penduduknya padat dan persebarannya tidak merata akan menghadapi masalah- masalah seperti masalah perumahan, masalah pekerjaan, masalah pendidikan, masalah pangan, masalah keamanan dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan (Soejani,dkk, 1987).
Menurut Soeparmoko (2002) Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana Pemerintah Daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya sumberdaya yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan antara Pemerintah Daerah dan pihak swasta guna penciptaan lapangan kerja, serta dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di daerah bersangkutan. Keberhasilan pembangunan ekonomi daerah, sangat ditentukan oleh kebijakan- kebijakan pembangunan yang berlandaskan pada upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja secara optimal dari segi jumlah, produktivitas dan efisien. Dalam penentuan kebijakan, haruslah memperhitungkan kondisi internal maupun perkembangan eksternal. Perbedaan kondisi internal dan eksternal hanyalah pada jangkauan wilayah, dimana kondisi internal meliputi wilayah daerah/regional, sedangkan kondisi eksternal meliputi wilayah nasional. Pembangunan ekonomi daerah melibatkan multisektor dan pelaku pembangunan, sehingga diperlukan kerjasama dan koordinasi diantara semua pihak yang berkepentingan.
Pt = P0 (1+ r)t
IV PERHITUNGAN
Proyeksi penduduk
Pt = P0 (1+ r)t
Keterangan :
P0 = Jumlah penduduk tahun dasar (2000)
r = 1,76 %
t = jangka waktu (2020 – 2000 = 20 tahun)
Diketahui :
P0 = Jumlah Penduduk Kalimantan Tengah tahun 2000 1.857.000
r = 1,76 %
Pt = P0 (1+ r)t
pt = 1.857.000 (1+0,1,76) 20
= 1.857.000 (1+0,0176) 20
= 1.857.000 (1,0176) 20
= 1.857.000 (1,41756)
= 2.632.408 jiwa
Jadi Proyeksi Penduduk kalimantan tengah selama tahun 2000 sampai 2020 sebesar
2.632.408 jiwa
V HASIL PRAKTIKUM
Hasil yang didapatkan dari praktikum perhitungan proyeksi penduduk pada provinsi kalimantan tengah ialah tingkat pertumbuhan eksponsial penduduk kalimantan tengah selama tahun 2000 sampai 2020 sebesar 2.632.408 Jiwa
VI PEMBAHASAN
Perhitungan Pertumbuhan penduduk maka akan mengetahui jumlah pertumbuhan penduduk. Di provinsi kalimantan tengah jumlah penduduk pada tahun 2000 sekitar 1.857.000 jiwa dan pada tahun 2020 sekitar 2.632.408 jiwa, dengan menggunakan pertungan pertumbuhan Eksponsial diketahui jumlah pertumbuhan pertahun dari tahun 2000 sampai 2020 sebesar 1,75 % pertahun. Jadi jumlah penduduk pada tahun 2020 sekitar 2.632.408 jiwa
VII KESIMPULAN
Kenaikan jumlah penduduk dari tahun 2000 sampai 2020 sekitar 1,75 % pertahun, pertambahan jumlah penduduk pada provinsi kalimantan tengah dalam 20 tahun bertambah menjadi 2.632.408 jiwa
VIII DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto, P. (2001). Proyeksi penduduk, angkatan kerja, tenaga kerja, dan peran serikat pekerja dalam peningkatan kesejahteraan. Majalah Perencanaan Pembangunan, 23, 1-10.
Tipka, J. (2011). Proyeksi penduduk berlipat ganda di Kabupaten Maluku Tengah. BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan, 5(2), 31-34.
Setyorini, B. (2012). Analisis Kepadatan Penduduk dan Proyeksi Kebutuhan Permukiman Kecamatan Depok Sleman Tahun 2010-2015 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakrta).
Junaidi, J., & Zulfanetti, Z. (2016). Analisis Kondisi dan Proyeksi Ketenagakerjaan di Provinsi Jambi. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah, 3(3), 141-150.
LAPORAN PRAKTIKUM DEMOGRAFI TEKNIK
PENCAPAIAN WAKTU LIPAT DUA
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami tentang proyeksi penduduk dalam waktu dua kali lipat
Mahasiswa dapat menghitung proyeksi penduduk dalam waktu dua kali lipat
II. ALAT DAN BAHAN
1. Laptop
2. Alat tulis
3. Kalkulator
4. Buku sumber
5. Data dasar : Sensus Penduduk 2000 dan Sensus Penduduk 2010 Kalimantan
Tengah
III. DASAR TEORI
IV PERHITUNGANSumber data kependudukan yang dianggap paling lengkap dan akurat adalah sensus penduduk. Sensus Penduduk dilakukan 10 tahun sekali, Sensus Penduduk telah enam kali dilaksanakan di Indonesia antara lain SP1961, SP1971, SP1980, SP1990, SP2000 dan SP2010. Untuk keperluan perencanaan pembangunan maka data kependudukan sangat dibutuhkan karena penduduk merupakan sebagai objek pembangunan. Pertumbuhan penduduk disuatu daerah di pengaruhi oleh kelahiran, kematian dan migrasi, dengan bersumber pada data sensus penduduk tahun 1990, tahun 2000 dan tahun 2010 maka penduduk Kabupaten Maluku Tengah dapat diproyeksikan dengan menggunakan 3 metode pertumbuhan yaitu Metode Pertumbuhan secara Aritmatika, Metode Pertumbuhan secara Geometri dan Metode Pertumbuhan secara Eksponensial.
Proyeksi penduduk, karena didasarkan atas berbagai asumsi, biasanya dilakukan dengan melihat berbagai kecenderungan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Karena itu biasanya dalam melakukan proyeksi dilakukan tiga macam skenario, yaitu: skenario optimistis, moderat, dan pesimis. Khusus dalam proyek penduduk maka skenario optimi dipakai untuk menggambarkan keyakinan kita yang sangat tinggi pada keberhasilan program penurunan jumlah penduduk Keberhasilan pembangunan ekonomi daerah, sangat ditentukan oleh kebijakan- kebijakan pembangunan yang berlandaskan pada upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja secara optimal dari segi jumlah, produktivitas dan efisien. Dalam penentuan kebijakan, haruslah memperhitungkan kondisi internal maupun perkembangan eksternal. Perbedaan kondisi internal dan eksternal hanyalah pada jangkauan wilayah, dimana kondisi internal meliputi wilayah daerah/regional, sedangkan kondisi eksternal meliputi wilayah nasional. Pembangunan ekonomi daerah melibatkan multisektor dan pelaku pembangunan, sehingga diperlukan kerjasama dan koordinasi diantara semua pihak yang berkepentingan.
2 x p0 = p0 (1+0,0176)t
2𝑝0
𝑝0
= (1 + 0,0176)t
2 = (1+0,0176)
Log2 = t log 1,0176
0.301029995 = 0.007577098
t = 0. 301029995
0.007577098
= 39,7
= 40 tahun
Jadi untuk mencapai jumlah penduduk menjadi dua kali lipat dibutuhkan waktu 40
Tahun
V HASIL PRAKTIKUM
Hasil yang didapatkan dari praktikum perhitungan proyeksi penduduk untuk mencapai dua kali lipat pada provinsi kalimantan tengah selama 40 tahun
VI PEMBAHASAN
Perhitungan Pertumbuhan penduduk maka akan mengetahui jumlah pertumbuhan penduduk. Di provinsi kalimantan tengah jumlah penduduk pada tahun 2000 sekitar 1.857.000 jiwa dan pada tahun 2020 sekitar 2.632.408 jiwa, dengan menggunakan pertungan pertumbuhan Eksponsial diketahui jumlah pertumbuhan pertahun dari tahun 2000 sampai 2020 sebesar 1,75 % pertahun. Jadi jumlah penduduk pada tahun 2020 sekitar 2.632.408 jiwa. Untuk mencapai jumlah penduduk dua kali lipat dibutuhkan waktu sekitar 40 tahun
VII KESIMPULAN
Kenaikan jumlah penduduk dari tahun 2000 sampai 2020 sekitar 1,75 % pertahun, pertambahan jumlah penduduk pada provinsi kalimantan tengah. Untuk mencapai dua kali lipat penduduk dibutuhkan waktu 40 tahun
VIII DAFTAR PUSTAKA
Tjiptoherijanto, P. (2001). Proyeksi penduduk, angkatan kerja, tenaga kerja, dan peran serikat pekerja dalam peningkatan kesejahteraan. Majalah Perencanaan Pembangunan, 23, 1-10.
Tipka, J. (2011). Proyeksi penduduk berlipat ganda di Kabupaten Maluku Tengah. BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan, 5(2), 31-34.
Setyorini, B. (2012). Analisis Kepadatan Penduduk dan Proyeksi Kebutuhan Permukiman Kecamatan Depok Sleman Tahun 2010-2015 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakrta).
Junaidi, J., & Zulfanetti, Z. (2016). Analisis Kondisi dan Proyeksi Ketenagakerjaan di Provinsi Jambi. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah, 3(3), 141-150.
Posting Komentar untuk "Laporan Praktikum Demografi Teknik Perhitungan Penduduk Geometrik, Eksponensial, Proyeksi Penduduk, Pencapaian Waktu Lipat Dua (Dua Kali Lipat)"