Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENGURAIKAN TEKNIK FOTOGRAMETRI

 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

MENGURAIKAN TEKNIK FOTOGRAMETRI




Ilmuwan fotogrametri mengajukan beberapa definisi fotogrametri :

Fotogrametri adalah seni atau ilmu untuk memperoleh keterangan kuantitatif yang dapat dipercaya dari foto udara (ASP dalam Paine, 1987)

Fotogrametri adalah ilmu, seni, dan teknologi untuk memperoleh ukuran terpercaya dan peta dari foto (Lillesand and Kiefer, 1994)

Fotogrametri adalah seni, ilmu, dan teknologi untuk memperoleh informasi terpercaya tentang objek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan interpretasi gambaran fotografik dan pola radiasi energi elektromagnetik yang terekam (Wolf, 1989).

Fotogrametri adalah suatu kegiatan dimana aspek-aspek geometrik dari foto udara, seperti sudut, jarak, koordinat, dan sebagainya merupakan faktor utama (Ligterink, 1991).

Fotogrametri didefinisikan sebagai proses pemerolehan informasi metric mengenai suatu objek melalui pengukuran pada foto (Tao,2002).

Dua aspek penting yaitu ukuran objek (kuantitatif) dan jenis objek (kualtitatif). Kedua aspek tersebut yang kemudian berkembang menjadi cabang fotogramteri metrik dan fotogrametri interpretatif :

Fotogrametri Metrik mempelajari pengukuran cermat berdasarkan foto dan sumber informasi lain yang pada umumnya digunakan untuk menentukan lokasi relatif titik- titik (sehingga dapat diperoleh ukuran jarak, sudut, luas, volume, elevasi, ukuran, dan bentuk objek)

Pemanfaatan fotogrametri metrik : untuk menyusun peta planimetrik dan peta topografi, disamping untuk pemetaan geologi, kehutanan, pertanian, keteknikan, pertanahan

Fotogrametri interpretatif mempelajari pengenalan dan identifikasi objek serta menilai arti pentingnya objek melalui suatu analisa sistematik dan cermat.

Fotogrametri interpretatif meliputi cabang ilmu interpretasi foto udara dan penginderaan jauh.

Fotogrametri dibedakan menjadi dua, yakni fotogrametri analitik dan fotogrametri digital. Perbedaan keduanya terletak pada jenis data foto yang digunakan. Fotogrametri analitik menggunakan foto udara analog dengan analisis manual, sementara fotogrametri digital memanfaatkan foto digital sebagai sumber datanya dan pengukuran-pengukuran objek dilakukan secara digital dengan bantuan komputer

Tujuan mendasar dari fotogrametri adalah membangun secara sunguhsungguh hubungan geometrik antara suatu objek dan sebuah citra dan menurunkan informasi tentang objek secara teliti dari citra Analisis fotogrametrik meliputi aspek yang paling sederhana dengan pengukuran yang kurang teliti dengan memanfaatkan konsep-konsep geometrik sederhana dan menghasilkan peta sampai dengan pengukuran rumit dan dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi dengan mengunakan peralatan yang canggih. Menurut Lillesand and Kiefer (1994), aspek yang paling mendasar di dalam fotogrametri adalah meliputi langkah atau kegiatan :

Menentukan jarak medan mendatar dan besarnya sudut berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada foto udara tegak.

Menentukan tinggi objek dari pengukuran pergeseran letak oleh relief.

Menentukan tinggi objek dan ketinggian medan dengan pengukuran paralaks citra.

Penggunaan titik kontrol medan

Membuat peta di dalam plotter stereo

Membuat ortofoto

Menyiapkan rencana penerbangan untuk memperoleh foto udara Sejarah Fotogrametri Ilmu Fotogrametri telah dikenal sejak lama pada tahun 350 Sebelum Masehi, jauh sebelum ditemukannya fotografi. Tokoh yang pertama memperkenalkan adalah Aristoteles, menurutnya fotogrametri merupakan proses untuk memproyeksikan gambaran objek secara optik. Pada awal abad 18 Dr. Brook Taylor mengemukakan pendapat tentang perspektif linier. Setelah itu J.H. Lambert menyatakan bahwa asas perspektif dapat dimanfaatkan untuk membuat peta.

Klasifikasi Foto Udara

Ada dua jenis foto yang digunakan dalam kegiatan fotogrametri, yakni foto terrestrial dan foto udara. Foto terrestrial diperoleh dengan cara memotret di permukaan daratan dimana informasi mengenai posisi dan orientasi, pada umumnya pengukuran dilakukan secara langsung. Detail foto udara dapat dibedakan atas beberapa dasar:

1. Spektrum elektromagnetik yang digunakan:

2. Jenis kamera

3. Warna yang digunakan

4. Sistem wahana

5. Sudut liputan

6. Sumbu kamera

7. Bentuk data

Pemetaan Fotogrametri

Pemetaan fotogramteri pada dasarnya dapat ditempuh dari dua cara atau kelompok, pemetaan cara teristis atau pemetaan langsung dengan peralatan ukur lapangan, serta pemetaan lewat media pengambilan data baik dari pemotretan udara atau menggunakan citra satelit yang dikenal pemetaan fotogrametrik.

Fotogrametri atau aerial surveying adalah teknik pemetaan melalui foto udara. Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto dan tidak dapat langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan peta. Fotogrametri adalah suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh data dan informasi tentang suatu obyek serta keadaan di sekitarnya melalui suatu proses pencatatan, pengukuran dan interpretasi bayangan fotografis (hasil pemotretan). Pemetaan secara fotogrametrik tidak dapat lepas dari referensi pengukuran secara terestris, mulai dari penetapan ground controls (titik dasar kontrol) hingga kepada pengukuran batas tanah.

Garis besar Proses Fotogrametri :

Persiapan

Premarking/Penandaan titik kontrol tanah

Pengukuran titik kontrol tanah

Pemotretan

Triangulasi Udara

Proses restitusi

Mosaik

Interpretasi foto

Kartografi

Peta garis dan Peta Foto

Data dalam Fotogrametri terdiri atas:

Data metrik yaitu data yang bersifat kuantitatif, ditunjukkan dengan nilai angka hasil pengukuran dari foto udara misal jarak, sudut dan dapat diwujudkan dalam bentuk peta

Data non metrik data yang bersifat kualitatif, merupakan mutu/ perbandingan unsur obyek pada foto udara , sebagai penunjang pembuatan peta

Data – data kualitatif dikenal dalam dua bentuk :

A. Data kualitatif langsung

Data kualitatif langsung artinya data diambil secara langsung dari apa yang terlihat pada foto, misalnya : sawah, jalan, saluran, gunung dan lain-lain

B. Data kualitatif tidak langsung –

Data kualitatif tidak langsung artinya dari data yang terlihat pada foto dapat diketahui data lain yang tidak terlihat, misalnya : - Dari jenis tanaman yang terlihat, kita dapat mengetahui jenis tanahnya, Dari jenis erosi yang terlihat, kita dapat mengetahui jenis batuan yang ada dibawahnya Perencanaan Jalur Terbang suatu proyek fotogrametri mungkin lebih dipengaruhi oleh foto yang kualitasnya baik. Bila suatu daerah digambarkan oleh foto udara maka fotonya dibuat sepanjang garis sejajar yang disebut garis terbang. Keberhasilan suatu proyek fotogrametri mungkin lebih dipengaruhi oleh foto yang kualitasnya baik. Bila suatu daerah digambarkan oleh foto udara maka fotonya dibuat sepanjang garis sejajar yang disebut garis terbang. Yang perlu diperhatikan dalam perencanaan jalur terbang yaitu foto-foto tersebut pada umumnya dibuat sedemikian sehingga daerah yang digambarkan foto udara yang berurutan didalam satu jalur terbang yang disebut pertampalan.

1. Tampalan ke depan (overlap).

Tampalan ke depan ialah tampalan antara foto yang berurutan sepanjang jalur terbang.

2. Tampalan ke samping (sidelap)

Pemanfaatan Fotogrametri Pengukuran beberapa objek ketinggian, seperti bukit atau gunung, gedung, pohon, dan lain- lain diperlukan untuk pemetaan potensi, perencanaan, pemantauan dan evaluasi. Misalnya untuk keperluan pendakian suatu gunung yang belum diketahui ketinggiannya pada peta, untuk keperluan evaluasi potensi longsor lahan, maka kemiringan dan ketinggian suatu bukit atau gunung merupakan variable penting yang diperlukan untuk perhitungan. Fotogramteri semula hanya dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan besar karena peralatan mekanik dan optic untuk keperluan pengukuran harganya sangat mahal. Pemanfaatan fotogramteri berikut disajikan beberapa manfaatnya.

1. Identifikasi, Pengukuran dan pemetaan fisiografis

Identifikasi Objek

Pengukuran ketinggian tempat dan kemiringan lereng

Pemetaan dan revisi peta topografi

Alat bantu studi geomorfologi dan geologi

2. Pemetaan persil/pendaftaran tanah

Resolusi spasial citra saat ini sedemikian tinggi yakni sampai kurang dari 1 meter, sehingga perwujudan persil lahan lebih mudah untuk diukur dan dianalisis, bahkan dengan teknik manual sekalipun

3. Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Fisik

Pembangunan sarana dan prasarana fisik secara procedural pasti didahului dengan perencanaan yang memerlukan dukungan data fisik lahan

4. Perencanaan Jalan Raya

Perencanaan jalan raya memerlukan informasi mengenai bentuk lahan, ketinggian tempat, kemiringan lereng, arah/jurusan, jarak, volume material yang diperlukan untuk menambah bentuk lahan yang cekung atau memotong lahan yang terlalu tinggi serta informasi fisiografis lainnya dari suatu area yang akan dilewati oleh jalan.

5. Perencanaan Pembuatan Waduk

Perencanaan pembuatan waduk membutuhkan data mengenai bentuk lahan, arah aliran inlet dan outlet, luas Daerah Aliran Sungai (DAS) yang akan mensuplai waduk, kontur lahan, kemiringan lereng area, volume air yang dapat dimuat oleh waduk berdasarkan kondisi cekungan dan lain-lain

6. Perencanaan jalan kereta api

Syarat kondisi lahan untuk jalan kereta api berbeda dengan jalan biasa. Kemiringan jalan kereta api tidak boleh lebioh dari 15 persen. Kondisi lahan yang bentuknya tidak mendukung tetapi terpaksa harus dilewati karena tidak memungkinkan pula jika arah belokan kereta api harus tajam, maka dalam perencanaan jalan kereta api harus diperhitungkan berapa lahan yang harus dipotong dan berapa yang harus diurug.

7. Perencanaan Lahan Permukiman

Perencanaan permukiman membutuhkan informasi kondisi fisik lahan permukiman. Diantara informasi yang diperlukan adalah informasi bentuk lahan, kemiringan lereng, arah/jurusan lokasi permukiman, aksesibilitas lokasi, jarak dari sumber-sumber bencana, kemungkinan banjir, system pengatusan/drainase, posisi lahan terhadap penggunaan lahan lainnya, system pembuangan kaitannya dengan kemiringan lereng dan lain-lain.

8. Kegunaan Lainnya masih sangat banyak terutama untuk aspek-aspek pembangunan yang memerlukan informasi ukuran dari unsur fisik permukaan bumi. Kegunaan lainnya masih sangat banyak terutama untuk aspek-aspek pembangunan yang memerlukan informasi ukuran dari unsur fisik permukaan bumi

Posting Komentar untuk "MENGURAIKAN TEKNIK FOTOGRAMETRI"